SEMARANG, suaramerdeka.com - Ketua Badan Amail Zakat Nasional (Baznas) Kota Semarang Arnaz Agung Andrarasmara, memotivasi guru Lembaga Pendidikan Alquran (LPQ) untuk berwirausaha.

Hal itu disampaikan Ketuan Baznas Semarang, saat mengisi materi pemberdayaan ekonomi kreatif bagi para guru (asatidz), diselenggarakan Badan Koordinasi LPQ Kota Semarang, di Sekretariat, Jl Dewi Sartika Timur XIV 05/05 Semarang, Sabtu, 6 November 2021.

Dalam kesempatan tersebut, Baznas juga menyalurkan bantuan senilai Rp 20 juta untuk sarana prasarana Badko LPQ Kota Semarang guna mendukung pemberdayaan lembaga dalam membentuk generasi Qurani.

“Saya senang dan mengapresiasi apa yang dilakukan Badko LPQ. Ke depan memang harus banyak kolaborasi, sharing pengalaman, sharing ilmu antara Baznas bisa juga dengan Kadin dan Badko LPQ. Intinya adalah bagaimana supaya permasalahan umat bisa kita selesaikan bersama, baik itu dari sisi keagamaan, pendidikan, maupun kewirausahaan,” katanya.

Menurut Arnaz, yang juga Ketua Kadin Kota Semarang, untuk menjadi pengusaha tidak mudah. Karena, pengusaha terbentuk melalui proses, bukan instan, yang akan ditentukan oleh seleksi alam. 

“Barang siapa yang fokus dan konsisten, dialah yang menang. Meskipun kata konsisten kelihatan mudah dan sederhana, tapi sulit untuk dilakukan,” kata dia.

Karena itu, lanjut dia, ketika memulai usaha jangan takut gagal karena itu sesuatu hal biasa.

Sebab, kegagalan dari sebuah usaha, itu sebenarnya awal dari keberhasilan.

“Dari kegagalan tersebut, kita akan mengambil pelajaran untuk menjadi lebih baik agar meraih keberhasilan,” kata dia.

Sementara Ketua Badko LPQ Kota Semarang Bahrul Fawaid, menyampaikan, pembinaan asatidz kali ini, dibuat dengan nuansa baru, yaitu pemberdayaan ustadz dari sisi ekonomi.

“Selama ini konsep pengembangan kapasitas ustadz berkaitan dengan mutu pendidikan, namun untuk saat ini kita bergerak ke arah sisi lain, yakni pemberdayaan ekonomi asatidz. Ini kita mulai merintis untuk pembentukan unit pemberdayaan ekonomi,” kata dia.

Menurut Fawaid, potensi pengembangan usaha di Badko LPQ cukup besar.

Sebab, jika dilihat dari jumlah lembaga, di Kota Semarang tercatat ada 1.210 LPQ

Begitu pula dengan SDM-nya, sebanyak 4.214 ustadz dan 49.209 santri, serta ditambah dengan jumlah wali santri.

“Artinya, pangsanya sudah ada, pasarnya di situ, tinggal dimanfaatkan. Paling penting adalah ada fasilitasi. Alhamdulillah, sudah ada komitmen Baznas dan Badko LPQ untuk memfasilitasi ustadz yang hendak berwirausaha,” kata dia.***