Kolaborasi Masyarakat Dorong Kemajuan Lembaga Pendidikan Al Quran
- Ditulis oleh Badko LPQ Semarang

SEMARANG, suaramerdeka.com – Kolaborasi pentahelik antara akademisi, pebinis, pemerintah, masyarakat, dan media mendorong Lembaga Pendidikan Al Quran (LPQ) maju dan berkembang.
Hal itu terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Sinergitas Pentahelix dan Urgensinya dalam Mewujudkan Organisasi LPQ yang Profesional, Akuntabel, Mandiri dan Berdampak" di Aula Kantor Kecamatan Semarang Tengah, Selasa (15/7/2025).
Dalam acara yang diinisiasi Pemerintah Kota Semarang itu, hadir para pegiat pendidikan Al Quran.
Hadir pula sebagai pemantik diskusi Kabag Kesra Setda Kota Semarang Ali Sofyan, Dosen Universitas Wahid Hasyim yang Bahrul Fawaid, dan Pengurus Badko LPQ Jawa Tengah Nurul Yakin.
Dalam kesempatan itu, Ali Sofyan mengatakan, dengan kolaborasi pentahelix, akan melahirkan efek besar terhadap perkembangan dan kemajuan lembaga pendidikan al Quran.
Ia menilai, selama ini LPQ hanya sekadar menjalankan rutinitas belajar mengajar al Quran saja. Kesannya hanya proses belajar mengajar dan mengaji saja. Tapi belum bisa memberikan inovasi dalam pembelajaran.
“Inilah pentingnya akademisi bagaimana membuat kurikulum yang mengena dan menyediakan materi pembelajaran yang menariuk dan berkualitas. Sehingga tujuan dari penyelenggaraan pendidikan Al Quran tercapai,” katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, ada peran pebinis dalam mendukung kemajuan lembaga. Artinya, ada kepedulian perusahaan atau pelaku usaha terhadap pengembangan LPQ. Misalnya dengan CSR untuk membantu dalam penyediaan fasilats, sarana prasarana, maupun dukungan finansial.
Sedangkan untuk pemerintah, menurut Ali, sebagai pemangku kebijakan berperan untuk menyiapkan regulasi yang mendukung keberlangsungan LPQ.
Selain itu memberikan bantuan insentif bagi para guru dan dana operasional bagi lembaga.
Namun dari dukungan semua itu, yang utama adalah kolaborasi dengan masyarakat atau kumunitas.
Sebab, LPQ hidup dan menyatu dengan lingkungan masyarakat. Untuk itu, kolaborasi dengan masyarakat sangat penting dan wajib dibangun.
“Masyarakat sangat luas, di situ ada RT, RW, PKK, LPMK, takmir masjid, kemudian ada LSM atau ada komunitas masyarakat lain. Bahkan ada lembaga lain, seperti Madin, MI, atau pesantren dan media. Itu semua harus dijalin untuk bersama-sama membangun komunitas pendidikan yang bagus di masyarakat,” terangnya.
Ali yakin, dengan sinergi tersebut, akan mempu meningkatkan kualitas maupun kuantitas lembaga pendidikan al Qur’an. Pembelajarannya pun akan berjalan efetif dan menarik dengan hasil lulusan yang mumpuni dalam ilmu dan akhlak.
Sementara itu, Bahru Fawaid yang juga Ketua Badko LPQ Kota Semarang itu, mengungkapkan, pentingnya pengembangan LPQ dengan berbasis data dan riset.
Menurut dia, tantangan LPQ saat ini cukup kompleks.
Di antaranya fluktuasi jumlah santri dan belum adanya pengukuran efektivitas metode pengajuran secara baku.
Selain itu, kata dia keberlanjutan finansial dan operasional. Untuk itu, ke depan perlu adanya rumusan solusi yang tepat yang berdasarkan pada data dan fakta.***