SEMARANG, suaramerdeka.com – Mengelola lebih dari 1.700 lembaga pendidikan Al Quran (LPQ) menjadi tantangan besar bagi Badan Koordinasi (Badko) LPQ Kota Semarang

Tugas ini bukan hanya soal jumlah, tetapi juga menjaga kepercayaan masyarakat yang telah memberikan amanah besar.

Ketua Badko LPQ Kota Semarang, Bahrul Fawaid, menegaskan bahwa kepercayaan publik harus dibalas dengan peningkatan kualitas dan akuntabilitas.

“Jumlah LPQ yang berada di bawah koordinasi kami mencapai 1.700 lembaga, dengan 6.503 pengajar dan 90.736 santri.

Angka ini bukti kepercayaan masyarakat, sehingga peningkatan mutu pendidikan Al Quran menjadi keharusan,” ujarnya saat rapat kerja bersama pengurus kecamatan di Aula Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) An-Nuur, Magelang, Minggu (28/9/2025).

Menurut Bahrul, profesionalisme organisasi sangat penting agar manfaat Badko LPQ benar-benar dirasakan masyarakat.

Target jangka panjang 2026–2030 mencakup tiga hal utama: organisasi yang akuntabel, peningkatan kualitas pendidik melalui pelatihan, serta pembinaan santri lewat festival, ujian, dan wisuda bersama.

Untuk mendukung program tersebut, Badko LPQ menjalin kerja sama dengan sejumlah universitas ternama guna memfasilitasi pendidikan lanjutan S1 dan S2 bagi para ustadz.

“Dengan kompetensi ustadz yang semakin baik, metode mengajar pun meningkat, sehingga santri mendapat ilmu yang lebih berkualitas,” jelasnya.

Bahrul juga mengapresiasi perhatian Pemerintah Kota Semarang dan DPRD yang terus mendukung kesejahteraan pendidik agama nonformal.

Tahun ini, sebanyak 3.500 ustadz menerima bisyaroh atau insentif, dan jumlah penerima diharapkan terus bertambah pada tahun berikutnya.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Semarang, Muhammad Ahsan, menilai Badko LPQ memiliki peran penting dalam menanamkan dasar pendidikan karakter bagi anak-anak.

“Guru TPQ yang tergabung di Badko LPQ memberikan pondasi luar biasa dalam membentuk generasi berakhlakul karimah dan mahir membaca Al Quran,” ucapnya.

Pemerintah Kota Semarang bahkan menambah anggaran bisyaroh bagi guru TPQ menjadi Rp 1,5 juta per triwulan, sekaligus meningkatkan jumlah penerima dari 3.000 menjadi 3.500 orang.

Dukungan ini diharapkan mampu memperkuat peran ustadz dalam mencetak generasi Indonesia emas yang religius dan berkarakter kuat.***