SEMARANG, suaramerdeka.com - Pendidik Lembaga Pendidikan Al Quran (LPQ) diharapkan dapat mewujudkan generasi yang cinta Alquran yang kokoh dalam aqidah, rajin dalam ibadah, berakhlakul karimah, dan cinta tanah air Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Badan Koordinasi Lembaga Pendidikan Alquran (Badko LPQ) Kota Semarang menyelengarakan kegiatan pembinaan pendidik LPQ di kantor sekretariat Badko LPQ Semarang, belum lama ini.

Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 350 ustadz LPQ, terdiri atas perwakilan Kecamatan se-Kota Semarang dan juga dari beberapa Kota dan Kabupaten se-Jawa Tengah.

Ketua Badko LPQ Kota Semarang, Bahrul Fawaid menuturkan, LPQ mempunyai peran penting dalam menyiapkan sebuah generasi.

Karena cakupan peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran di LPQ mayoritas berusia di bawah 12 tahun. Usia yang penting dalam menanamkan idealisme bagi seseorang.

 
Badko LPQ Kota Semarang mempunyai visi terwujudnya generasi qur’ani yang kokoh dalam aqidah, rajin dalam ibadah, berakhlakul karimah, dan cinta tanah air Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Dalam upaya mewujudkan visi tersebut, Badko LPQ Kota Semarang bertekad untuk mengawal agar nilai-nilai moderasi beragaman senantiasa ditanamkan kepada anak didik di LPQ sejak dini, antara lain melalui lagu, tepuk, yel-yel, dan ikrar santri yang berisi tentang ajaran integrasi keesaan dan nasionalisme,'' tuturnya.

Pada kegiatan tersebut, pendidik LPQ mendapatkan materi Penerapan Nilai-Nilai Moderasi Beragama di Lembaga Pendidikan Al-Quran dari KH Taslim Syahlan, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jawa Tengah dan juga Dosen di Universitas Wahid Hasyim (Unwahas).

Dalam paparannya Taslim menyampaikan, bahwa keberagaman yang ada di Indonesia khususnya di Kota Semarang banyak sekali menimbulkan berbagai persoalan di tengah masyrakat.

Namun apabila kita dewasa menyikapi, memahami satu dengan yang lain niscaya kerukunan ini dapat tercipta dengan baik.

 

Munculnya dinamika di masyarakat melalui konsep pemahaman moderasi beragama dapat lahir melalui sponsor pihak tertentu, dan juga cenderung menyamakan semua agama sehingga dianggap melemahkan agama tertentu.

 

''Oleh sebab itu, peran dari Guru TPQ selain juga berkewajiban untuk mendidik juga sebagai Control Power agar siswa tidak mudah terpengaruh terhadap segala yang menimbulkan kebencian antar sesame, baik melalui sikap ataupun hal lain yang bisa terjadi,'' terangnya.***