Badan Koordinasi Lembaga Pendidikan Qur’an (Badko LPQ) Kota Semarang baru-baru ini mengadakan kegiatan pembinaan bagi para ustadz dan tenaga pendidik (asatidz). Acara ini bertujuan memperkuat sistem administrasi dan kepemimpinan di berbagai Lembaga Pendidikan Qur'an (LPQ). Kegiatan yang berlangsung pada 1 dan 3 Juli 2024 ini menekankan pentingnya pembaruan data lembaga secara berkala.


 Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan, pendidik Lembaga Pendidikan Al Quran (LPQ) memiliki peran penting untuk menjadikan generasi emas Indonesia pada tahun 2045.

SEMARANG (Sigi Jateng) – Plt Walikota semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu berharap suatu saat pendidikan keagamaan dasar seperti Taman Pendidikan Al-Qur’an

Semarang – Minggu (5 Februari 2023), bertempat di aula Kantor Kecamatan Semarang Selatan, Pengurus Badko LPQ Kecamatan Semarang Selatan masa khidmat 2022-2027, dilantik dan dikukuhkan Camat setempat.

SEMARANG,suaramerdeka.com - Kekerasan seksual bisa terjadi di mana dan oleh siapa saja, tidak terkecuali di lembaga pendidikan, termasuk di antaranya di TPQ.

AKURAT.CO Pemikiran Kyai Sholeh Darat terus menjadi perhatian pengkaji Islam di Semarang. Terbaru, hal tersebut dijadikan tema pembinaan Asatidz Badan Koordinasi Lembaga Pendidikan Al-Qur'an (Badko LPQ) Kota Semarang pada Minggu sore (29/1/2023) di kantor

SEMARANG (Sigi Jateng) – Pendidikan seksual pada anak kecil saat ini sangat penting dilakukan. Terlebih banyak fenomena kekerasan dan pelecehan seksual yang korbannya adalah anak-anak,

SEMARANG (Sigi Jateng) – Peran asatidz harus dapat dirasakan kehadirannya tidak hanya saat memeberikan pengajaran bagi santri namun juga dalam kegiatan diluar pengajaran, seperti pengabdian pada masyarakat, penelitian atau ikut memelihara manuskrip pendidikan Al-Qur’an ala Nusantara.

SEMARANG, suaramerdeka.com  – Ketua Dewan  Masjid  Indonesia ( DMI ) Kota  Semarang  H Ahmad Fuad menuturkan, fungsi masjid bukan hanya untuk tempat ibadah saja.

Tetapi masjid juga menjadi tempat  pendidikanpembinaan , dan kegiatan  sosial  kemasyarakatan.

Hal itu ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam  pembinaan  asatidz dalam rangka Hari Santri Nasional (HSN).

Acara bertema “Sinergitas  Masjid  dan Lembaga Pendidikan Al-Qur'an dalam Pemberantasan Buta Huruf Al-Qur'an”, di Sekretariat Badko LPQ Kota  Semarang , belum lama ini. 

Menurut Fuad, pada zaman Rasulullah SAW, semua peradaban dimulai dan berada di masjid.

Karena masjid menjadi tempat strategi dan mungkin untuk pengembangan  pendidikan  dan  pembinaan  Al-Qur'an.etapi pada saat ini, masjid lebih banyak difungsikan hanya untuk beribadah.etapi pada saat ini, masjid lebih banyak difungsikan hanya untuk beribadah.

"Untuk itu ta'mir perlu menghargai, agar lebih peduli," katanya.

Untuk itu, lanjut Fuad, perlu diadakan program masjid ramah anak, untuk mempersiapkan generasi penerus dalam memakmurkan masjid.

Padahal, kepemimpinan, dari hasil survei, disebutkan 65 persen muslim Indonesia buta Al Qur'an.

“Perlu adanya strategi dan target lima tahun ke depan bisa nol. Sehingga  DMI  merencanakan untuk mengundang ta'mir masjid se-Kota  Semarang ,"

 

"Dari situ bisa kita berikan dorongan untuk disampaikan lebih  TPQ  dan bisa kita kaitkan dengan Al-Qur'an," katanya.

Sementara Ketua Badko LPQ Kota  Semarang  Bahrul Fawaid, menambahkan, banyaknya  TPQ  menginduk menjadi satu di masjid, itu menunjukkan bahwa masjid menjadi peran penting.

Padahal, kepemimpinan, dari hasil survei, disebutkan 65 persen muslim Indonesia buta Al Qur'an.

“Perlu adanya strategi dan target lima tahun ke depan bisa nol. Sehingga  DMI  merencanakan untuk mengundang ta'mir masjid se-Kota  Semarang ,"

 

"Dari situ bisa kita berikan dorongan untuk disampaikan lebih  TPQ  dan bisa kita kaitkan dengan Al-Qur'an," katanya.

Sementara Ketua Badko LPQ Kota  Semarang  Bahrul Fawaid, menambahkan, banyaknya  TPQ  menginduk menjadi satu di masjid, itu menunjukkan bahwa masjid menjadi peran penting.

 

SEMARANG (Sigi Jateng) – Badan koordinasi Taman Pendidikan Al-Qur’an (Badko TPQ) Kota Semarang menggelar wisuda di auditorium Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang

Semarang, “Mengajar mengaji, menjadi guru TPQ adalah tugas mulia yang saya yakin tidak semua mampu menjalaninya. Banyak orang yang bisa dan mungkin lebih pandai daripada kita, namun yang mau, yang tentu belum semua. Apa saja secara materi dan ekonomi tidak memiliki nilai kemanfaatan langsung, orang pun berfikir berkali-kali untuk menjalaninya,” komentar dan kesimpulan awal H. Agus Haryadi selaku Wakil Ketua 2 Badko LPQ Kota Semarang, yang disampaikannya pada saat melakukan pekerjaan langsung beberapa usaha ustadz dan ustadzah LPQ di lingkungan kota Semarang, Minggu (23/4/2022).

H. Agus Haryadi menambahkan, dari hasil beberapa kali melakukan langsung di lapangan, etos kerja dan semangat mengajar mengaji dari para ustadz-ustadzah LPQ sungguh luar biasa. “Etos kerja dan semangat mengajar ngaji berimbang dengan perjuangannya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,” ujarnya.

“Ustadzah Tutik berhasil membantu menopang kehidupan keluarga lainnya dengan membuka warung kelontong yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah, makanan ringan, alat tulis kantor, dan keperluan sehari-hari,” lanjutnya.

“Selain ustadzah Tutik, ada pula ustadz dan ustadzah lain seperti ustadzah Umi Makrifah. Aktivitas beliau dari Senin-Jumat, menjual penthol goreng dan penthol kuah di jalan Arjuna dari pukul 10.00 pagi sampai sore, setelah itu beliau mengajar di LPQ Bintang kecil, sedangkan kalau Sabtu dan Ahad karena libur LPQ, beliau berjualan dari pagi sampai malam,” terangnya .

Ia juga memberikan contoh pasangan penggiat LPQ lainnya, yang juga menjadi inspirator yaitu, ustadz Soegijodan ustadzah Arin, yang merupakan pengajar di TPQ yang beralamat di jalan Gurame Semarang Utara. “Berkhidmah mengajar TPQ dari sore sampai bakda isyak, keduanya memiliki impian membuka usaha atau memproduksi gamis dan jilbab dengan merek sendiri. Saat ini, pasangan ini telah memiliki modal sebuah mesin jahit dan mesin obras. Impian tersebut bukan tanpa alasan, sudah sejak lama beliau menerima jasa permak pakaian di rumah kontrakkannya, sekaligus sebagai tempat anak-anak mengaji,” ujarnya.

Gambaran ini menunjukkan bahwasanya semangat dan ghirah berdakwah cinta ayat Allah khususnya di dunia TPQ, harus menunggu petaan ekonomi, atau kelebihan materi. Namun ini semua adalah panggilan jiwa, panggilan hati, dan panggilan iman. “Mereka para penggiat LPQ merupakan teladan bagi kita. Makan dakwah jalan, mengajar ngaji dan TPQ jalan dan upaya ikhtiar ekonomi pun jalan. Luar biasa, semoga kita semua istiqomah menjalaninya. Amin,” tandasnya.(Agus Haryadi)